Jumat, 05 Juni 2015

contoh laporan kasus fraktur pada Os Humerus



LAPORAN KASUS
FRAKTUR PADA OS HUMERUS





DISUSUN OLEH:
Nama         : Windi Safitri
Kelas         : A
Semester    : I (satu)

Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioteraphy (ATRO)
Muhammadiyah Makassar

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kesempatan, berkat dan rahmatnyalah sehingga dapat diselesaikannya pembuatan laporan kasus “FRAKTUR PADA OS HUMERUS”.  Laporan ini merupakan tugas dari pembimbing lab di Universitas Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radiotherapy Muhammadiyah Makassar. Serta ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu diharapkan kemakluman dan saran dari pihak pembaca agar kedepannya laporan ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama diri saya pribadi selaku pembuat.

Demikian laporan ini dibuat, segala kekurangan didalamnya datang dari saya pribadi dan apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata mohon maaf yang sebesar-besarnya.


Makassar, 29 Oktober 2014



penulis 





                                                                     



Daftar Isi










Bab 1
Pendahuluan

A.Latar Belakang

Teknik radiografi adalah suatu cara untuk mendapatkan pencitraan dari objek yang difoto dengan menggunakan gelombang panjang (sinar-x) guna untuk menegakkan suatu diagnosa.
Kasus yang biasa ditemui dalam melakukan teknik radiografi yaitu fraktur, dislokasi (bergesernya tulang dari tempat yang semestinya), corpus alienum (benda asing), dan kelainan patologi (kelainan suatu penyakit untuk beberapa organ berpasangan). Dalam laporan ini, kita akan membahan mengenai kasus fraktur, khususnya fraktur pada os humerus.
Fraktur adalah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Kemudian dalam kasus fraktur dikenal juga patah tulang tertutup yang diman Didalam buku Kapita Selekta Kedokteran tahun 2000, diungkapkan bahwa patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992).
Jadi fraktur pada os humerus adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang pada os humerus yang umumnya disebabkan oleh benturan yang keras.

B.Dasar Teori

Pembahasan Anatomi
Humerus adalah tulang lengan panjang yang kokoh, yang membentang dari bahu ke siku. Anatomi humerus terutama terkait dengan poros, ujung atas dan ujung bawah. Ujung atas membentuk sendi bahu bulat dan berartikulasi dengan glenoid rongga. Ujung bawah tidak teratur dalam bentuk karena untuk mendukung berbagai gerakan, seperti siku menekuk (fleksi), rotasi (pronasi dan supinasi ). ujung bawah juga disebut kondilus humeri, berartikulasi dengan radius tulang serta tulang ulna untuk membentuk sendi siku. Beberapa otot-otot penting lengan berasal baik atau melampirkan pada poros tulang humerus, seperti brachalis, trisep, dan sebagainya, yang memberikan gerakan pada siku dan sendi bahu.
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput (ujung atas), korpus, dan ujung bawah.
1.        Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan sendi bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik. Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan, yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depan terdapat sebuah benjolan lebih kecil yaitu Tuberositas Minor. Diantara tuberositas terdapat celah bisipital (sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawah tuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.

2.       Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawah semakin pipih. Disebelah lateral batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas deltoideus (karena menerima insersi otot deltoid). Sebuah celah benjolan oblik melintasi sebelah belakang,  batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral dan memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis sehingga disebut celah spiralis atau radialis.

3.       Ujung Bawah
Berbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawah sendi dibentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang terlatidak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong-benang  tempat persendian dengan ulna dan disebelah luar etrdapat kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat epikondil yaitu epikondil lateral dan medial. (Pearce, Evelyn C, 1997)






                                                      



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqh_QLKWh5RUOtq12UHHatg_uJ5RUvbOe4HwUazGtkAEmDhpO4UzKygvKpJNJS0xUQpAVmAmB5MpUmq33tHAe9hxHh0-MyL54xnz2XJ-ikrQjUby5qjkn-hYTgWQTZTSkAAlUT2uXF4wpN/s1600/rad+humerus+AP.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2v6-TTUYhWY7-QFwgA5I8J06ncci2art7fhYx2e3uMY0dsfM8PyRWm9vCcfq5ZX9ivtjz73oKEzQCC97KXcwXoITe_R6aFzYz-k0NcFlzuHFio6a6vcIzwFpzzJ0i3FOazjZMJjY0-HTc/s320/Shoulder_humerus_ap_diagram.jpg










+Gambar anatomi os humerus

C.Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui teknik pemeriksaan terhadap os humerus khususnya untuk mengetahui teknik pemeriksaan os humerus pada kasus fraktur.

D.Tujuan Pemeriksaan

1.      Untuk mengetahui struktur os humerus dengan proyeksi tertentu.
2.      Untuk mengetahui kelainan tertentu pada os humerus
3.      Untuk membantu menegakkan diagnosa pada penderita fraktur.

E.Indikasi Pemeriksaan

1.      Fraktur
2.      Dislokasi
3.      Corpus alienum (benda asing)
4.      Kelainan patologi






Bab II
Teknik Radiografi / Teknik Pemeriksaan


A.Persiapan Alat dan Bahan

·      Pesawat x ray
·      Kaset 24x30cm
·      Film yang digunakan adalah film 24x30cm
·      Marker
·      Labeling
·      Processing otomatis

B.Teknik Radiografi

1.      Proyeksi AP
·         Posisi Pasien       :  Pasien supine diatas meja pemeriksaan,
·         Posisi Obyek      :  Lengan atas dan lengan bawah lurus dan memanjang pada pertengahan kaset, dengan elbow dan shoulder joint termasuk ke dalam kaset dan diatur true anterior posterior.
·         CR                      :  Tegak lurus terhadap kaset.
·         CP                      :  Pada pada pertengahan os humerus
·         FFD                    :  90 cm – 100 cm
·         Faktor eksposi  
-                 kV           : 48
-                 mAs         : 1.8   
·         Kriteria gambaran : tampak proyeksi Ap dari Humerus yang memanjang

2.       Proyeksi Lateral
·         Posisi Pasien :          Pasien supine diatas meja pemeriksaan.
·         Posisi Obyek :            Lengan endorotasi sehuingga telapak tangan menghadap kemedial elbow joint flexio. Kaset horizontal jika pasien supine dan kaset vertical jika pasien erect. Atau Tangan diletakkan di pinggang, sehingga sendi siku membentuk sudut.
·         CR    :           Tegak lurus kaset
·         CP     :           Pada pertengahan os umerus
·         FFD  :           90 cm – 100 cm
·         Faktor eksposi :
·         -                 kV       : 48
·         -                 mAs     : 1.8
·         Kriteria gambaran : Tampak gambaran lateral caput humerus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTRMCWzGndzS3mcESygA4XU0H8uzchK0kcIdxKkjf4-PIuVsFEHnavKqGykPxPrAjcRXAa7K0kLo_CPCOYloFnvQIriYaZDYdcbxliC7gpVCiHePXFcwPOPtiM5kSbNyQXBi52ZWCY5uOr/s1600/humerus_lateral.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiID6hjOx9a_tCd-Vzv9UaRw2ZGL07npbzpMcJzwIwGaQbsxZeQl2LjL5ZaGboSxeJgg-Kjm2ApR9aMkEVedVzZq43h-w0m7C0N9lQTKfLzLJ18OuP6mq5Oyp-qja771tqAzjIvC-_Qtrsi/s1600/Shoulder_normal_humerus_ap_labelled.jpg



















a.       Gambar Proyeksi AP                                b. gambar Proyeksi Lateral



3.         Proyeksi Transthoracic Lateral ( Metode Lawrence ) 
   Digunakan apabila lengan atas tidak bisa di abduksi untuk proyeksi lateral
    • Film : 18 x 24cm / 24 x 30cm + grid
    • PP : Berdiri atau duduk menyamping
   • PO : Lengan yang dipriksa menempel kaset. Angkat lengan yang tidak diperiksa diletakkan di atas meja.
    • CR : Horisontal tegak lurus kaset
    • CP : Pertengahan obyek yang diperiksa
    • FFD : 90cm
  • Exposi pada saat full inspirasi dan tahan napas untuk mempertahankan kontras dan menurunkan faktor eksposi
  • Struktur yang terlihat : Tampak ½ - 2/3 proksimal humerus dalam proyeksi lateral dan melewati thorax.

4.         Proyeksi Lateral Decubitus
·           Posisi pasien : Tidur miring  (lateral), dengan tepi yang tidak difoto dekat meja pemeriksaan
·           Posisi objek : Os humerus lurus di samping tubuh, articulatio cubiti full fleksio, ossa manus prone didepan articulatio humeri dari tepi yg difoto. Kaset horizontal diletakkan di antara os humerus dan tubuh dengan salah satu tepinya sejauh mungkin masuk ke dalam pangkal os  humerus diatur memanjang  pada garis tengah film , dengan articulatio cubiti termasuk kedalamnya, ossa antebrachi prone diatas kaset
FFD : 90 cm – 100 cm
·           CR : tegak lurus bidang film
·           CP : pertengahan os humerus




C.Hasil Pemeriksaan dan Analisis Gambar

1.       Fraktur Humerus Proksimal
Fraktur humerus proksimal umumnya karena jatuh pada bahu dan bisa disertai dengan dislokasi bahu. Ini adalah cedera yang umum pada wanita lanjut usia bahkan setelah jatuh sepele karena osteoporosis pasca menopause. Karena sifat cancellous tulang humerus di bagian ini (seperti spons), tulang bagian ini dapat ada dapat runtuh dan terdeformasi bersama dengan fraktur, hal ini menyebabkan perlunya reformasi tulang pada saat pengobatan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9HE4qWxcDU7IrhfJ6Zm5Z5_67xlkpUbXG66g69lapsyn0mFpAJE8oLsSB-bvB_-hWsGBGWd7udoEn1dDgITTS_P0RjQBc7rLK0oVaOYVlY-WE0Sw-BlOh0fLcMNsLfcfwCoElIku94Vf_/s1600/patah+tulang+proximal-humerus.jpg











2.         Fraktur Midshaft Humerus
Fraktur midshaft humerus sebagian besar terjadi setelah jatuh pada siku atau kecelakaan di jalan. Saraf radialis berjalan sangat dekat ke bagian tulang humerus sehingga dapat terluka karena trauma primer, atau karena terjebak antara ujung tulang retak, atau bahkan selama pengobatan. Oleh karena itu, perawatan harus dilakukan di setiap langkah untuk memastikan integritas dari saraf radial dan bahkan kecurigaan sekecil apapun terhadap kelumpuhan saraf radialis harus diikuti oleh eksplorasi pembedahan.





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG48VrKJFl6RewFP5AnoVlRtNjeK2LgUjaKbV_OF6TYhpWF9uCAnPQ21cEZONZfbnmJJRkCmXQr0YCH80JUHjasW2fvZPzAq1HA82Xdps7kJdkfF7XrOje6c_6PslFW3yDdj3uuZUdqL0w/s1600/patah+tulang+humerus.jpg




























3.    Fraktur Humerus Distal
Fraktur humerus distal dapat berupa fraktur humerus suprakondilaris atau fraktur humerus condylar. Sebuah fraktur humerus suprakondilaris berada di persimpangan Kondilus (ujung bawah) dan poros, dan patah tulang siku yang paling umum pada anak-anak. Sebuah fraktur condylar adalah fraktur humerus parah yang umumnya terjadi karena cedera kecepatan tinggi, seperti kecelakaan mobil atau jatuh dari ketinggian. Kecelakaan seperti ini sering mengakibatkan siku tidak stabil bahkan setelah operasi dan sering memerlukan suatu operasi siku pengganti untuk mendapatkan kembali fungsi siku.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOaTm3dtRDxkTmd4AW80z17TyAoEG-WPeLToRwFZQzJLgODH0fo1S27NipZU20Me3ZqxYWKLElG41JGwwOZ76G-B-aCggI2ScqF0X50x3MJJYErmJF3TjumuxGjM11opIIIZAUd13wIjdA/s320/patah+tulang+distal+humerus.jpg



































Bab III
Penutup


A.Kesimpulan

Teknik radiografi adalah suatu cara untuk mendapatkan pencitraan dari objek yang di foto dengan menggunakan gelombang panjang (sinar-x) guna untuk menegakkan diagnosa. Teknik radiografi dilakukan untuk mendiagnosa berbagai macam kelainan, termasuk fraktur pada os humerus.
Fraktur tulang Humerus atau patah tulang humerus adalah cedera yang sangat serius. Fraktur ini dikaitkan dengan beberapa komplikasi dan bisa menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik. Sebuah kecelakaan jatuh dengan tumpuan siku atau lengan cukup untuk menyebabkan fraktur humerus untuk orang yang sudah tua. Hal ini juga terlihat pada orang muda setelah kecelakaan di jalan atau jatuh dari ketinggian atau cedera langsung ke lengan di tempat kerja. Kadang-kadang juga disertai dengan dislokasi siku atau sendi bahu.

B.Saran-Saran

1.      Karena sebuah tulang humerus retak cenderung tetap di tempat karena gaya gravitasi di lengan menggantung menjaga keselarasan. Namun, fungsi dukungan tulang lengan ini untuk gerakan lain sangat terganggu, menyebabkan nyeri tulang yang parah bila mencoba gerakan di bahu atau sendi siku. Bengkak, memar, dan kengiluan dapat diterjadi 2-3 jam setelah cedera. Pada saat ini fraktur humerus dengan cedera saraf radial, seseorang tidak mampu untuk mengangkat pergelangan tangan (pergelangan tangan terkulai). Sebuah tes medis untuk kelumpuhan saraf radialis adalah ketidakmampuan untuk melakukan acungan jempol. Jadi, apabila terdapat gejala-gejala tersebut, maka segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut dan meminta pertolongan kepada tenaga medis.
2.      Kepada tenaga radiografer yang menangani kasus-kasus fraktur dalam hal bahasan ini fraktur pada humerus, sebaiknya berhati-hati dalam memposisikan objek, tetap memperhatikan kenyamanan pasien.
3.      Dan dalam melakukan teknik radiografi tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja terutama terhadap radisi sinar-x.

Daftar Pustaka


0 komentar:

Posting Komentar